Rabu, 11 Januari 2012

Internet troll

Internet troll mengacu pada orang yang mengirim pesan (atau juga pesan itu sendiri) di Internet dengan tujuan untuk membangkitkan tanggapan emosional atau kemarahan dari pengguna lainnya. Istilah ini diturunkan dari frasa "trolling for newbies" dan trolling for fish, yang pertama kali muncul di Usenet. Istilah ini juga sering disalahgunakan untuk memojokkan lawan diskusi dalam debat-debat panas dan sering juga disalahterapkan untuk mereka yang tidak peduli terhadap etiket.
Trolling sering dideskripsikan sebagai versi online dari eksperimen pelanggaran, dimana batas-batas sosial dan aturan etiket diabaikan. Mereka yang mengaku sebagai troll sering memposisikan diri sebagai Devil's Advocate, gadflies atau culture jammers, untuk menantang pendapat umum atau asumsi umum dari forum yang mereka ikuti, dengan tujuan untuk mengalihkan atau mengenalkan cara berpikir yang baru.
Troll sering digambarkan sebagai orang yang berada di lingkungan yang salah. Namun hal ini sering diakibatkan karena kesalahan atribusi mendasar, karena seringkali tidak mungkin untuk mengetahui identitas sebenarnya dari individual yang mengikuti debat online. Mengingat umumnya troll yang serius sebenarnya 'mengetahui' batas-batas sosial, maka sulit untuk memposisikan mereka sebagai orang yang berada di lingkungan yang salah, karena sebenarnya mereka sangat fasih terhadap tujuan-tujuannya.
Secara umum, sebaiknya menyarankan user untuk menghindari memberi makan troll, atau menghindari godaan untuk merespon. Menanggapi sebuah troll akhirnya membawa diskusi keluar topik, dan memberikan troll dengan perhatian terhadap tujuan utamanya. Ketika pemburu troll berhadapan dengan para troll, biasanya yang mengabaikan menjawabnya dengan "YHBT. YHL. HAND.", atau "You have been trolled. You have lost. Have a nice day." Namun, mengingat para pemburu troll (seperti troll juga) adalah sering merupakan tukang cari konflik, yang rugi sesungguhnya bukanlah para pemburu troll, melainkan pengguna forum lainnya yang menginginkan tidak ada konflik sama sekali.

Literatur mengenai resolusi konflik menyarankan bahwa memberi label troll kepada peserta dalam diskusi Internet justru dapat memperpanjang kelakuan yang tidak diinginkan. Seseorang yang ditolak oleh kelompok sosial, baik secara online maupun "IRL", sering kemudian mengambil peran antagonistik terhadapnya, dan tetap mencari cara lain untuk mengganggu atau membangkitkan kemarahan anggota grup itu. Label "troll", yang sering dianggap sebagai simbol penolakan sosial, dengan demikian dapat memperpanjang aksi trolling.
Hasil yang lebih baik umumnya diraih jika pengguna mengambil peran moderator dan menunjukkan kelakuan yang lebih konstruktif dengan cara tidak menghakimi dan tidak konfrontasional. Troll menjadi bersemangat kepada pemburu troll, dan menjadi frustasi dengan adanya ignorers, dan kedua emosi ini tidak menghasilkan hasil yang bermanfaat kepada forum. Terlibat dalam troll menghasilkan "flame wars". Troll yang frustasi oleh "strategi abai" dapat kemudian meninggalkan forum, atau dapat menjadi lebih 'membakar' hingga mereka mendapat respon.

Secara umum, sebaiknya menyarankan user untuk menghindari memberi makan troll, atau menghindari godaan untuk merespon. Menanggapi sebuah troll akhirnya membawa diskusi keluar topik, dan memberikan troll dengan perhatian terhadap tujuan utamanya. Ketika pemburu troll berhadapan dengan para troll, biasanya yang mengabaikan menjawabnya dengan "YHBT. YHL. HAND.", atau "You have been trolled. You have lost. Have a nice day." Namun, mengingat para pemburu troll (seperti troll juga) adalah sering merupakan tukang cari konflik, yang rugi sesungguhnya bukanlah para pemburu troll, melainkan pengguna forum lainnya yang menginginkan tidak ada konflik sama sekali.

Literatur mengenai resolusi konflik menyarankan bahwa memberi label troll kepada peserta dalam diskusi Internet justru dapat memperpanjang kelakuan yang tidak diinginkan. Seseorang yang ditolak oleh kelompok sosial, baik secara online maupun "IRL", sering kemudian mengambil peran antagonistik terhadapnya, dan tetap mencari cara lain untuk mengganggu atau membangkitkan kemarahan anggota grup itu. Label "troll", yang sering dianggap sebagai simbol penolakan sosial, dengan demikian dapat memperpanjang aksi trolling.
Hasil yang lebih baik umumnya diraih jika pengguna mengambil peran moderator dan menunjukkan kelakuan yang lebih konstruktif dengan cara tidak menghakimi dan tidak konfrontasional. Troll menjadi bersemangat kepada pemburu troll, dan menjadi frustasi dengan adanya ignorers, dan kedua emosi ini tidak menghasilkan hasil yang bermanfaat kepada forum. Terlibat dalam troll menghasilkan "flame wars". Troll yang frustasi oleh "strategi abai" dapat kemudian meninggalkan forum, atau dapat menjadi lebih 'membakar' hingga mereka mendapat respon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar